Asmaul Husna

Ayat-ayat Al-qur'an



Selasa, 24 Maret 2015

Penjelasan dari Perbedaan Antara Psikoterapi dan Konseling


Nama  : Rikzan Akbar
Kelas   : 3PA01
NPM   : 16512384

 Konseling dan Psikoterapi merupakan suatu usaha profesional untuk membantu/memberikan layanan pada individu-individu mengenai permasalahan yang bersifat psikologis. Dengan kata lain Konseling dan Psikoterapi bertujuan memberikan bantuan kepada klien untuk suatu perubahan tingkah (behauvioral change), kesehatan mental positif (positive mental health), pemecahan masalah (problen solution), keefektifan pribadi (personal effectiveness), dan pembuatan keputusan (decision making). Dengan demikian seorang konselor perlu didukung oleh pribadi dan keterampilan yang dapat menunjang keefektifan konseling.
Menurut Mappiare (2008, hal: 159), perbedaan antara psikoterapi dan konseling adalah sebagai berikut;
  1. Konseling dan psikoterapi dapat dipandang berbeda lingkup pengertian antara keduanya. istilah "psikoterapi" mengandung arti ganda. Pada satu segi, ia menunjuk pada sesuatu yang jelas, yaitu satu bentuk terapi psikologis. Tetapi pada  lain segi, ia menunjuk pada sekelompok terapi psikologis, yaitu suatu rentangan wawasan luas tempat hipnotis pada satu titik dan konseling pada titik lainnya. Dengan demikian, konseling merupakan salah-satu bentuk psikoterapi.
  2. Konseling lebih berfokus pada konseren, ikhwal, maslah, pengembangan-pendidikan-pencegahan. Sedangkan psikoterapi lebih memfokus pada konseren atau masalah penyembuhan-penyesuaian-pengobatan.
  3. Konseling dijalankan atas dasar (dijiwai oleh) falsafah atau pandangan terhadap manusia, sedangkan psikoterapi dijalankan berdasarkan ilmu atau teori kepribadian dan psikopatologi;
  4. konseling dan psikoterapi berbeda tujuan dan cara mencapai tujuan masing-masing.
Menurut Sholeh (2008, hal:55), perbedaan antara psikoterapi dan konseling adalah sebagai berikut;
  1. Dilihat dari ruang lingkup; konseling merupakan bagian dari program bimbingan konseling sedangkan psikoterapi ruang lingkupnya berada di luar bimbingan.
  2. Dilihat dari kedalaman; konseling merupakan pencanaan yang rasional, pemecahan masalah berhubungan dengan pemahaman diri dan lingkungan sedangkan psikoterapi memberikan perubahan mendasar dari kepribadian.
  3. Dilihat dari subyek atau sasaran; pada konseling subjeknya adalah individu yang normal dan lebih menekankan individu atau kelompok kecil sedangkan pada psikoterapi subjeknya adalah yang mengalami disintegrasi kepribadian dan lebih mengutamakan individu.
  4. Dilihat dari Orientasi atau pendekatan; konseling lebih menekankan kesinian dan kekinian sedangkan psikoterapi lebih menekankan masa lampau, simbolik dan mengaktifkan kembali alam ketidaksadaran.
  5. Dilihat dari setting; tempat yang dibutuhkan untuk melakukan konseling itu bisa di sekolah, universitas, lembaga layanan masyarakat, organisasi kemasyarakatan sedangkan psikoterapi setting atau tempatnya di klinik, rumah sakit dan praktik pribadi.
  6. Dilihat dari waktu; waktu yang diperlukan untuk konseling relaif terbatas sedangkan psikoterapi waktunya relatif lama (berhari-hari, minggu, bulan atau mungkin tahunan)
  7. Dilihat dari tujuan; konseling bertujuan untuk mengatasi tugas-tugas perkembangan sedangkan psikoterapi bertujuan untuk mengatasi konflik-konflik dalam diri seseorang.
Pendekatan Psikoterapi Terhadap Mental Illnes
Menurut J.P. Chaplin ada beberapa pendekatan psikoterapi terhadap mental illness, diantaranya:
  1. Biological, meliputi keadaan mental organik, penyakit efektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.
  2. Psychological, meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketikmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.
  3. Sosiological, meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatangbelakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
  4. Philosophic, meliputi kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghargai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga ada istilah keharusan atau pemaksaan.
Bentuk-Bentuk Utama Dari Terapi
  1.  Terapi Supportive: suatu bentuk alernatif yang mempunyai tujuan untuk menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan tidak mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan fisiknya
  2. Terapi Reeductive: membangitkan pengertian pada penderita tentang konflik-konflik jiwa yang dikandungnya yang terutama terletak dalam alam sadarnya. Terapi ini lebih banyak menempatkan konflik-konflik alam sadar dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri kembali, memodifikasi tujuan dan membangkitkan serta mempergunakan potensi-potensi kreatif yang ada.
  3. Terapi Reconstuctive: menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa daripada transfesi atau lebih mudah dicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik nirsadar dengan usaha untuk mencapai perubahan luas struktur kepribadian seseorang.
Sumber :
https://bukunnq.wordpress.com/konselingdefinisi-konselingkonseling-dan-psikoterapi-dan-profesi-yang-berkaitan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar